REPTILIA
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata kuliah Zoologi Vertebrata
Oleh
Nama : Rifani Nurfauzia
NIM :
1210206083
Smt/kelas :
Genap (IV)/B
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. wb.
Bismillahirrahmaanirrahim
Segala puji hanya
bagi Allah Tuhan seluruh alam, shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Muhamad SAW. Karena
atas karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Dosen Mata Kuliah Zoologi Vertebrata yang telah membimbing dan mencurahkan ilmu kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun dalam proses
penyusunannya penulis mengalami berbagai kesulitan. Makalah ini akan membahas
tentang Reptilia.
Tetapi sangat dimungkinkan dalam
penyusunannya masih banyak kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun dalam
penulisan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan, demi lebih baiknya karya yang selanjutnya.
Penulis berharap,
mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wassalamualaikum,
wr. wb
Bandung,
April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................... 2
C.
Tujuan Pembahasan......................................................................... 2
D.
Manfaat Pembahasan...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Karakteristik.................................................................................... 3
B.
Kelas.............................................................................................. 13
C.
Manfaat bagi manusia.................................................................... 21
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................... 22
B.
Saran............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Vertebrata merupakan
subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang cukup besar dan paling
dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang cukup jelas: kepala, badan, dan
ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di dalamnya terdapat otak, karena
mempunyai cranium. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, yaitu kelas
Cyclostomata, kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas
Mamalia.
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang
berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang
hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan
Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik.
Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo
atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik
secara total maupun sebagain. Pengelupasan secara total misalnya pada anggota
sub-ordo ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota sub-ordo lacertilia.
Sedangkan pada ordo chelonia dan crocodilia sisiknya hampir tidak pernah
mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada Reptil memiliki sedikit
sekali kelenjar kulit
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada
umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami
reduksi atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia.
Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus
dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada Reptilia mengalami osifikasi
sempurna dan bernafas dengan paru-paru.
Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu
Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan
Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan
Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan
masalah yang akan penulis bahas antara
lain sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
karakteristik reptilia?
2.
Ada berapa
kelas reptilia yang anda ketahui?
3.
Apa
saja manfaat reptilia bagi manusia?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui karakteristik dari reptilia
2.
Mahasiswa
dapat menyebutkan kelas pada reptilia
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui manfaat reptilia dengan manusia
D.
Manfaat Pembahasan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami reptilia, baik
karakteristik, morfologi, jenis dan peranannya.
2.
Sebagai tugas akhir mahasiswa.
BAB II
REPTILIA
A.
Karakteristik Reptilia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata)
memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi
mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah
anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga
atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga
tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur
sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang
beradaptasi untuk hidup di darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan
kulit yang menanduk mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan
untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama kelas Reptilia menunjukkan cara
berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun
daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-tempat
yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati
macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya
terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat
dilaut dan kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular
umumnya terrestrial, tetapii ada yang menempati karang-karang atau pohon.
Secara umum reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut :
ü Tubuh ditutupi kulit kering
bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau kuku, dan kelenjar
dipermuakaan hanya sedikit.
ü Memiliki dua pasang anggota badan,
masing-masing dengan lima jari yang pada bagian ujungnya terdapat cakar dan
dapat digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat. Anggota badan menyerupai
dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada anggota badan pada
beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
ü Kerangka terdiri dari tulang keras,
tengkorak dilengkapi rongga oksipital
ü Jantung terdiri dari empat ruang
yang belum terpisah sempurna, dua serambi dan vertikel yang sebagian saling
terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah oval bikonkaf dengan inti.
ü Resppirasi dengan paru-paru, pada
kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.
ü Terdapat 12 pasang saraf cranial.
ü Suhu tubuh berubah-ubah bergantung
suhu lingkungan (poikilothermis).
ü Fertilisasi internal, menggunakan
organ kopulasi, telurnya besar mengandung kuning telur yang terbungkus cangkang
licin atau berkulit, biasanya telur ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular
dan kadal embrio berkembang didalam tubuh betina.
Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya:
ü Penutup tubuh yang kering dan
bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di darat.
ü Anggota tubuh memungkinkan hewan
untuk berlari.
ü Pemisahan darah bersih dan kotor di
jantung.
ü Skeleton terdiri dari tulang sejati.
ü Telur dilengkapi dengan membrane dan
cangkang sebagai pelindung embrio sehingga memungkinkan untuk berkembang di
darat.
1)
UKURAN
Fosil Reptilia ditemukan
dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai berukuran besar. Dari Reptilia
yang ada pada masa sekarang, anaconda di Amerika Serikat dapat tumbuh sampai
990 cm, komodo (varanus komodoensis) memiliki panjang tubuh 285 cm.
Beberapa jenis kura-kura darat dari pulau Galapagos mencapai panjang 120 cm.
Buaya yang ditemukan tahun 1821 di Luzzon Philipina mencapai panjang 610 cm.
Ular Laptotyphlops dari Siria berukuran seperti jarum renda, dan ada pula kadal
Lepidoblepharis dari Panama yang panjangnya 5 cm. sebagian besar di Amerika
Utara berukuran 20 120 cm, dan kadal dengan panjang di bawah 30 cm.
2)
STRUKTUR EKSTERNAL
Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor,
angggota tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya
dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak
memiliki jari. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di
dekat ujung moncong terdapat dua lubang hidung. Mata berukuran besar dan
terletak lateral, dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin
transparan yang dapat bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran kecil
terletak dibelakang mata. Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki
belakang.
3)
SISTEM PERNAPASAN
Secara umum
reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia,
pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia
umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya
ke paru-paru. Sistem
pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi.
Paru-paru Reptil
berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Perhatikan Gambar
7.20 Paru paru Reptil hanya
terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan
pertukaran gas. Paru paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih kompleks, dengan
beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon.
Paru-paru pada beberapa jenis kadal, misalnya bunglon Afrika, mempunyai
pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan sehingga memungkinkan hewan
tersebut melayang di udara.
Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara masuk melalui lubang hidung => rongga mulut => anak tekak => trakea yang panjang => bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus => trakea yang panjang => anak tekak => rongga mulut => lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
4)
SISTEM PENCERNAAN
System
pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar
pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran
pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan
kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
1. Rongga Mulut. Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya retil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa.
1. Rongga Mulut. Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya retil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa.
Pada rongga
mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan
pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan.
Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak di
bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar
rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya.Pada ular
Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung
yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
2. Kerongkongan (esophagus)
merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga
mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
3. Lambung (ventrikulus)
merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran
pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami
proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik
dan kimia.
4. Intestinum terdiri dari usus
halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses
penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk
dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
5. Kelenjar pencernaan, terdiri
atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati ditampung di dalam
kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus yaitu sinister
dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi
sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan
duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.
5) SISTEM EKSKRESI
Sistem
ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka
merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil
yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan
dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
6) SISTEM PEREDARAN DARAH
Sistem sirkulasi
reptil lebih maju dibandingkan dengan katak. Perhatikan Gambar 5.20. Jantung
terdiri dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan, ventrikel kiri, atrium kanan,
dan atrium kiri serta sebuah sinus venosus. Antara ventrikel kanan dan kiri
terdapat sekat yang belum sempurna sehingga terjadi percampuran darah yang kaya
O2 dalam ventrikel kiri dengan darah yang kaya CO2 dalam ventrikel kanan.
Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat lubang kecil yang disebut foramen panizzae yang berfungsi sebagai berikut.
1)
Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat pencernaan.
2) Memelihara
keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu menyelam.
Sistem sirkulasi darah pada
reptil termasuk sistem sirkulasi darah ganda. Darah dari vena yang kaya CO2
masuk ke jantung melalui sinus venosus ke bagian atrium kanan lalu ke ventrikel
kanan. Kemudian, darah dipompa menuju paru-paru. Darah dari paru-paru yang kaya
O2 masuk ke atrium kiri, dilanjutkan ke ventrikel kiri. Darah dari ventrikel
kiri dipompa keluar melalui aorta menuju ke seluruh tubuh.
7) SISTEM REPRODUKSI
Jantan
·
Memiliki alat kelamin khusus :
hemipenis
·
Sepasang testis
·
Memiliki epididimis
·
Memiliki vas deferens
Betina
·
Memiliki sepasang ovarium
·
Memiliki saluran telur (oviduk)
·
Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok
reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil
bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular
garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh
induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada
dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian
bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma
di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan
dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas
deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang
dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada
sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya
satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil
betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui
oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air.
Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan
basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan
ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang
berlimpah.
Hewan reptil
seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis
buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan
kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
8) SISTEM INDERA
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda- beda,
bergantung pada spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera khas yang
tidak dimiliki oleh reptil lainnya. Namun, secara umum indera yang dimiliki
oleh reptil adalah indera penglihatan, pendengaran dan kemoreseptor khusus.
a.
indera penglihatan
secara umum, reptil memiliki struktur
mata yang sama dengan vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada
pula yang tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur oleh lensa
yang dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat memipih dan membesar.
Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa mata dapat diarahkan maju- mundur.
Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh
selaput transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor
yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya dan panas.
Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang berada di atas
kepalanya. Mata median merupakan hasil envaginasi dari dienchephalon. Mata
median ini tidak membentuk gambaran retina. Fungsinya adalah untuk mengamati
durasi dari fotoperiodisme lingkungan dan memasukkan pengaruhnya terhadap ritme
biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar kadar radiasi sinar
matahari yang memapar tubuh ular.
Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar 360o. Selain itu,
kedua mata lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda. Sehingga, hewan ini
dapat melihat ke dua arah sekaligus.
b. Indera Pendengaran
Reptil tidak
memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya nampak jelas terlihat dari
luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya memiliki gendang telinga yang
berada di dalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran telinga.
Gendang telinga ini berfungsi untuk menggetarkan tulang- tulang pendengaran.
Akan tetapi, hampir semua jenis ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga,
sinyal- sinyal getaran diterima dari lingkungan melalui rahang bawah.
c. kemoreseptor khusus
1)
Organ
Vomeronasal
Organ ini fungsinya ekuiivalen dengan indera pembau pada manusia.
Karena hidung ular hanya memiliki epitel respirasi, maka fungsi penciumannya
digantikan oleh organ ini. Organ vomeronasal atau organ Jacobson berhubungan
dengan bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi kimia adanya mangsa
maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai poembawa sinyal kimia berupa gas dari
lingkungan ke dalam organ ini.
2)
Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia bisa
merasakan mangsanya.
3)
Pit Organ
Pit organ merupakan detektor panas pada ular. pit organ ini berupa
lubang- lubang di depan wajah ular yang di dalamnya terdapat membran
thermoreseptor. Pada gambar berikut, organ pit ditunjukkan dengan panah warna
merah. Sementara, panah berwarna hitam menunjukkan lubang hidungnya.
B. Kelas
1. Ordo Testudinata (Chelonia)
Species pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan
umumnya relative besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung
yang disebut carapace, dan perisai sebelah ventral datar yang disebut plastron.
Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh
kulit dengan lapisan zat tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi, tetapi rahang
berkulit tanduk sebagai gantinya. Tulang kuadrat pada cranium mempunyai
hubungan bebas dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan.
Tulang belakng toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan
perisai. Termasuk hewan ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau
tanah. Ekstremitas sebagai alat gerak baik di darat maupun di air.
Ordo Testudinata terbagi
atas dua family yaitu:
a. Familia : Chelonidae
Species : penyu hijau (Chelonia mydas) tubuhnya besar
bahkan ada yang berdiameter 1 meter.
b. Familia : Tryonychidae Species : Geochelone
gigantean.
Klasifikasi Kura kura Aldabra (Geochelone gigantea)
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Famili : Testudinidae
Genus : Geochelone
Species : Geochelone gigantean
Ciri Morfologi Geochelone gigantea :
a. Memiliki cangkang cembung, pada tulang belakang
tergabung ke sebuah piring kurus yang etrdapat di bawah kulit yang terpaut
sehingga terbentuklah cangkang yang keras.
b. Hidung yang menyerupai hidung babi. Memiliki
selaput yang berfungsi melindungi hidung dari benda asing.
c. Aktif pada pagi hari, dan menghabiskan waktunya
tetap tenang. Menghabiskan waktu untuk tidur dan makan.
d. Perkembangbiakannya mulai pada bulan Februari
sampai Mei.
e. Perkembangbiakannya ovovivipar.
f. Memiliki leher yang panjang untuk menggapai daun
yang terdapat di ranting pohon dengan ketinggian 1 meter, sebagi makanan
utamanya.
g. Habitat di tempat yang berumput, semak belukar, dan
di rawa-rawa di pinggiran pantai Aldabran, Zanzidar di Samudra Hindia.
2. Ordo Squamata
Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis
bertanduk yang secara periodic mengelupas sebagiansebagian atau keseluruhan.
Osteoderm biasanya tidak ada tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat pada
kepala dan tempat lain. Kepala pada dasarnya tipe diapsid, arcade bawah tidak
sempurna atau tidak ada dan arkade atas juga sering demikian. Tidak memiliki
tulang kuadratojugal (penghubung tulang kuadrat dan jugal) sehingga
memungkinkan terjadinya gerakan kinesis (pergerakkan tengkorak akibat posisi tulang
kuadrat). Lubang hidung berpasangan. Sering memiliki mata pineal pada kelompok
kadal tapi pada kelompok ular tidak ditemukan. Memiliki lubang kloaka
transversal dan pada yang jantan terdapat dua hemipenis. Organ Jacobson
berkembang baik dan terpisah sempurna dari rongga hidung. Ordo ini terbagi atas
dua sub ordo yaitu Sauri/Lacertalia dan Serpentes/Ophidia.
a. Sub Ordo Sauria/Lacertalia
Sub ordo ini memiliki tubuh berbentuk silindris,
mempunyai dua pasang extremitas. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum
posterior (pelvic girdle) tumbuh baik. Chameleo chameleon Makanannya berupa
insecta atau Invertebrata lainnya, ada yang herbivore. Terdapat di daerah
tropis.
Sub ordo ini terbagi atas 4 familia, yaitu:
Familia :
Lacertidae Species : cicak (Hemidacty frenatus)
Familia :
Geckonocidae Species : tokek (Gecko monarchis)
Familia :
henoermatidae Species : kadal (Mouboya multifasciata)
Familia :
varanidae Species : komodo (Varanus komodoensis) biawak
(Voronus salvator).
Biawak
Komodo
Klasifikasi Varanus komodoensis
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Lacertalia
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus komodoensis
Ciri Morfologi Varanus komodoensis :
Panjang badannya sampai 3 mater dengan berat badannya
mencapai 140 kg. Ekornya panjang,
gemuk agak pipih, sedangkan kepalanya bermoncong tidak runcing. . Ekor binatang
ini merupakan alat yang ampuh untuk meroboh kan mangsanya dalam sekali
serangan.
Lidahnya panjang, bercabang dua diujungnya dan
berwarna kuning kemerah-merahan.
Seluruh tubuhnya kulit kera, berwarna hitam keabu-abuan. Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan
Seluruh tubuhnya kulit kera, berwarna hitam keabu-abuan. Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan
b. Sub ordo 2 Serpentes/ophidae (ular)
Tubuh tidak memiliki extremitas, walaupun sisanya
ditemukan pada spesies tertentu. Mandibula (rahang bawah) terikat seluruhnya
dengan ligament;gigi bulat panjang. Diantara spesies yang berbisa memiliki gigi
taring, taring atas berfungsi alat penyuntik bisa. Anggota sub ordo kurang
lebih 2500 spesies.
Contoh : Lampropeltis bovlii (ular Weling)
Naya tripudont (ular cobra)
Phyton molurus (ular Sawah)
Klasifikasi Phyton molurus :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Serpentes
Famili : Pythonidae
Genus : Python
Spesies : Python molurus
Ciri Morfologi Python molurus:
Warnanya kuning cerah dengan sebagian warna putih di
bagian bawah tubuhnya.
Phyton Morulus bisa mencapai 17 sampai 18 kaki dan dapat mencapai
Phyton Morulus bisa mencapai 17 sampai 18 kaki dan dapat mencapai
berat lebih dari 200 pon.
Memiliki mata yang sempurna yang digunakan untuk
melihat mangsa. Memiliki sisik disepanjang sisi tubuhnya.
Memiliki lidah yang panjang tetapi kecil digunakan
sebagai indra pembau.Umumnya mencari makan pada malam hari.
3. Ordo
Crocodilia/Loricata
Tubuh panjang, kepala besar
dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek dengan jari-jari
berselaput tebal, ekor panjang, kulit tebal, jantung terbagi atas 4 ruangan
terpisah. Ovipar, telinga berlubang kecil. Contoh : Crocodylus americanus
Alligator
Klasifikasi Crocodylus
porosus :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Crocoduylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus
Ciri Morfologi Crocodylus porosus :
Merupakan reptil yang paling besar (Schneider, 1801).
Beratnya mencapai
1.000-1.200 kg. Pada buaya jantan dewasa dapat mencapai 6-7 m. Buaya betina
lebih kecil dan pada umumnya berkisar 3 m.
Kepalanya cukup besar dan mempunyai sepasang tepi di
sepanjang dari mata ke tengah hidung. Sisiknya berbentuk oval dan biasanya
lebih kecil daripada spesies lain. Pada Buaya Muara berwarna kuning pucat
dengan garis-garis hitam dengan bintik-bintik yang ditemukan di tubuh dan ekor.
Pada buaya dewasa berwarna lebih gelap dengan warna abu-abu kehitaman. Pada
permukaan bawah (ventral) berwarna kuning atau putih, dan garis-garis
dihadirkan pada sisi lebih bawah pada tubuh tetapi tidak memperluas sampai
bagian perut. Ekor berwarna abu-abu.
Mempunyai sepasang rahang yang berat dan kuat dengan jumlah gigi antara 64-68.
Mempunyai sepasang rahang yang berat dan kuat dengan jumlah gigi antara 64-68.
Pada permukaan atas (dorsal) tubuh terdapat seperti
duri.
Pada setiap sela jari pada kakinya terdapat selaput
4.
Ordo Rhynchocepholia
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk
serupa kadal, berkulit tanduk dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri
pendek. Tulang rahang mudah digerakkan. Contoh yang masih hidup di Australia :
Sphenodon punctatum (Tuatara).
Klasifikasi Sphenodon
punctatum :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Rhynchocepholia
Famili : Rhynchocepholidae
Genus : Sphenodon
Species : Sphenodon punctatum (Jasin. 1984 : 282)
C. Manfaat
Bagi Manusia
Beberapa
Reptlia bermanfaat dalam kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai
predator alami, contohnya ular memekan tikus, bengkarung memakan serangga.
b. Sebagai
bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura, dan telur penyu.
c. Minyak
ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat-obatan.
d. Beberapa
reptilia juga merugikan, misalnya ular memangsa hewan ternak dan ular berbisa
dapat membunuh manusia.
Banyak
jenis kadal dan ular yang menguntungkan manusia karena memakan serangga dan
rodentia. Kulit buaya, ular, dan biawak serta penyu yang diperdagangkan sebagai bahan baku
pembuatan tas, sepatu dll. Bagi sebgian orang daging ular di jadikan makanan
karena dipercaya memiliki khasiat sebagai obat. Bisa ular juga sebagai penawar
gigitan ular.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi
pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali
seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami
reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap
jarinya bercakar. Rangkanya pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas
dengan paru-paru.
Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya:
Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata
(Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya:
Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman) dll.
Beberapa Reptlia bermanfaat dalam kehidupan manusia,
antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai predator alami, contohnya ular memekan
tikus, bengkarung memakan serangga.
b. Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging
kura-kura, dan telur penyu.
c. Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia
sebagai bahan obat-obatan.
d. Beberapa reptilia juga merugikan, misalnya ular
memangsa hewan ternak dan ular berbisa dapat membunuh manusia.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah
pengetahuan kita dan bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowijoyo.Djarubito Mukayat. 1994.
Zoologi Dasar. Bandung: Erlangga
Kurniati, M.Pd. Tuti dkk. 2009.
Zoologi Vertebrata. Bandung. UIN SGDBandung
Wow, disini juga ada lo kak http://footss.npage.de/reptile.html.
BalasHapusMmorpg oyunları
BalasHapusInstagram takipçi satın al
tiktok jeton hilesi
Tiktok Jeton Hilesi
antalya saç ekimi
referans kimliği nedir
instagram takipçi satın al
metin2 pvp serverlar
Takipçi satın al
Smm Panel
BalasHapusSmm Panel
iş ilanları
İnstagram takipçi satın al
hirdavatciburada.com
https://www.beyazesyateknikservisi.com.tr
Servis
tiktok jeton hilesi